Permasalahan kartu kredit, entah kenapa, ngga pernah ada habisnya. Alhamdulillah, saya ngga pernah berurusan dengan masalah pembayaran atau penagihan, tapi masalah saya adalah tawaran kartu kredit yang tak henti-hentinya berdatangan. It's driving me crazy!
Tawaran kartu kredit awalnya masih bisa ditolak dengan nada bicara yang kalem. Tapi karena ngototnya ngga henti2, akhirnya muncullah nada-nada cinta bertempo tinggi yang menyesakkan dada.. Even a guy like me can be so iritated and mad..
Barusan, saya ditelpon oleh seorang marketing cowok dengan menggunakan nomor HP private. Mangaku dari kartu kredit sebuah bank swasta. "Aku disini mau nawarin fasilitas kartu kredit". Yup, entah kenapa dia menggunakan kata "aku" instead of "saya", cowok pula! Saya menjawab dengan tenang, "maaf, saya tidak perlu". Dia nanya kembali, "tidak perlu tuh karena kebanyakan atau gimana?" Udah deh, kalimat terakhir ini membuat saya eneg dan naik darah.
"Saya sudah ada kartu kredit dan saya tidak perlu", jawab saya menahan emosi. Dianya nanya lagi, "dari bank mana aja?" Saya udah pengen meledak aja langsung bilang, "kamu ngga perlu tau, kan? Dan aku ngga perlu kasih tau, kan?" Saya sebel dan sepertinya dia paham.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Labels: My Life